YOUNG RESEARCHERS COLLABORATIVE RESEARCH PROGRAM Program Riset Kolaboratif peneliti Muda Surabaya

22.02 0 Comments A+ a-

Kelompok Studi Gender dan Kesehatan (KSGK), Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya bekerja sama dengan HIVOS menyelenggarakan Program Riset Kolaboratif untuk para Peneliti Muda terkait topik
LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Interseks). Aktifitas Program ini meliputi:

1. Tahap Seleksi.
Syarat untuk mengikuti seleksi ini adalah:
• Mahasiswa dari berbagai macam disiplin ilmu sosial dan humanity, atau aktivis organisasi LGBTIQ berusia < 30 tahun,
• Tidak homophobic/transphobic.
• Berdomisili di Surabaya.
• Memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan penelitian
• Bersedia mengikuti proses penelitian mulai dari tahap persiapan hingga pelaporan
• Mengirimkan CV, form pendaftaran yang telah diisi, beserta kartu mahasiswa yang masih aktif, atau pernyataan keanggotaan organisasi terkait, paling lambat 30 Desember 2013 ke ksgk.ubaya@gmail.com. Formulir bisa diperoleh melalui Contact Persons yang tercantum di halaman ini.

2. Workshop SOGI (Sexual Orientation, Gender and Identity).
Sepuluh calon peneliti yang lolos Tahap Seleksi akan mengikuti Workshop SOGI selama 3 hari yang akan diselenggarakan pada bulan Januari 2014. Workshop ini bertujuan untuk mempertajam perspektif peneliti mengenai issu-issu LGBTIQ.

3. Workshop Metodologi dan penulisan proposal Penelitian
Workshop ini berlangsung selama 3 hari, merupakan workshop lanjutan untuk memberikan bekal metodologis dalam melakukan penelitian lapangan. Materi yang disampaikan meliputi Pendekatan Kuantitatif maupun Kualitatif, dengan metode studi deskritif, kajian narrative, etnografi, studi kasus, maupun analisis teks.

4. Penelitian Lapangan
Penelitian akan berupa 5 mini riset yang berdurasi 6 bulan, dilakukan secara bersama-sama (mahasiswa+aktivis), dengan funding maximum sebesar Rp.3.000.000 (tigajuta rupiah) per riset diberikan kepada peneliti untuk mendanai riset lapangan mereka.

Contact Person
Nur Apriyanti 031-729-230-28
Wulan Widaningrum 085-633-850-60

KELOMPOK STUDI GENDER DAN KESEHATAN (KSGK), FAKULTAS PSIKOLOGI, UNIVERSITAS SURABAYA, RUANG PC. 1.2 JL. RAYA KALIRUNGKUT SURABAYA, TELP. 031-298-1143 FAX. 031-298-1271.
WWW.KSGK-UBAYA.BLOGSPOT.COM FACEBOOK: KSGK UBAYA
EMAIL: ksgk.ubaya@gmail.com atau ksgk@ubaya.ac.id

CIRI-CIRI KORBAN KEKERASAN

05.31 0 Comments A+ a-

Suatu hari saya bertanya pada seorang teman, "Jika pasanganmu selingkuh atau melakukan kekerasan bentuk lain terhadapmu, apakah dirimu akan bercerita pada temanmu?" Ia menjawab dengan cepat. "Ya jelas enggaklah, gila apa?"

Kehormatan keluarga itu penting untuk dijaga. Hal-hal buruk yang dilakukan oleh seorang anggota keluarga harus dijaga kerahasiaannya. Apabila anggota keluarga melakukan kesalahan kita harus mensupportnya, tak kenal kata menyerah untuk mengubahnya menjadi orang baik, bahkan jika kita hanya mampu berdoa. Mikul dhuwur mendem jero, demikian kata orang Jawa.

Karena korban lebih memilih untuk diam, alhasil banyak sekali kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang tak terungkap, dan membiarkan korban menderita berkepanjangan bahkan hingga kehilangan nyawa.

Tidak mungkinkah kita mengenali korban kekerasan di sekeliling kita? Berikut ini ada beberapa tandanya:
  • Dicemburui terus sama pasangan.
  • Berubah pembawaan dari biasanya, menjadi lebih pendiam, moody, depresi, ngeyelan dlsb.
  • Terlalu sering dicek sama pasangan, dimana, sama siapa, lagi ngapain...
  • Ada bekas membiru di bagian tubuh yang tidak bisa dia jelaskan sebabnya.
  • Selalu melakukan sesuatu dengan alasan "demi pasangan"
  • Sering menyalahkan diri sendiri untuk perilaku pasangan yang tidak baik.
  • Nilai-nilai akadamis atau performa kerja menurun.
  • Jadi penyendiri. Marah-marah setelah dihubungi pasangan.
  • Takut membuat pasangan marah.
  • Bercerita pernah diperlakukan pasangan seperti: didiamkan, dipermalukan, dipaksa-paksa melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.
Apa yang bisa dilakukan jika melihat seseorang berada pada relasi yang demikian?
  • Jika menemukan tanda-tandanya, bersikap pedulilah dengan menanyakan keadaannya.
  • Jika ia bercerita, ingatkan akan hak-haknya..
  • Jika sulit baginya untuk bernegosiasi dengan pasangan, berbicaralah pada pihak yang memeiliki concern terhadap issu kekerasan seperti Women Crisis Centre (WCC) atau pihak yang berwenang untuk ditindaklanjuti melalui jalur hukum


#mazdafiah

INI DIA CIRI-CIRI PELAKU KEKERASAN...

04.52 0 Comments A+ a-

Memilih pasangan itu seperti membeli kucing dalam karung, demikian kata pepatah lama. Tak jarang orang yang kita cintai ternyata tega melakukan hal-hal menyakitkan yang kita tidak bisa menerimanya.  Supaya tidak menyesal di kemudian hari, bisakah kita melakukan pre-selection mating terhadap orang yang kita taksir?

Berikut beberapa tanda yang bisa dijadikan acuan menandai apakah seseorang itu berpotensi melakukan kekerasan.
  • Melakukan kekerasan jika marah. Kekerasan tersebut tidak harus ditujukan pada pasangan, namun juga kepada siapa saja yang membuatnya marah.
  • Berbicara dengan cara tidak hormat pada pasangan, atau sering menjatuhkan perasaannya, membuat pasangan berkecil hati dan minder.
  • Berkoar-koar kalau pasangannya adalah orang yang selalu menuruti apa katanya.
  • Selingkuh, tapi tidak membolehkan dan memberikan maaf apabila pasangan melakukan hal yang sama.
  • Terobsesi untuk selalu bisa tahu pasangannya sedang ngapain, dimana, sama siapa...
  • Mencoba mengontrol, mengatur-atur anggota keluarganya apabila di rumah.
  • Mengatakan bahwa perilaku kekerasan adalah normal dan perlu dilakukan.
  • Sering bertengkar/berkelahi dengan orang lain.
  • Punya rekam jejak pernah melakukan hal kriminal.
  • Kejam terhadap binatang piaraan dan sering menghancurkan benda-benda di sekitarnya.
  • Menyalahkan orang lain, menjadikan orang lain alasan bagi kegagalan atau masalah yang dia hadapi.
  • Percaya bahwa cemburu adalah tanda cinta.
Adakah tanda-tanda itu pada pasanganmu?


#mazdafiah

KEKERASAN DALAM RELASI

04.27 0 Comments A+ a-

Apa itu kekerasan dalam relasi?
Kekerasan dalam relasi, adalah segala bentuk tingkah laku yang digunakan untuk tujuan manipulasi, mengontrol, dan memperoleh kontrol dari orang lain, yang menimbulkan perasaan takut, dan segala bentuk dampak negatif lainnya.

Bagaimana tanda-tanda adanya kekerasan dalam relasi?
Tanda-tanda awal sebuah relasi dengan kekerasan adalah hilangnya prinsip-prinsip relasi yang sehat dalam relasi tersebut. Prinsip-prinsip tersebut adalah: saling menghormati, adanya rasa aman, saling mendukungm bisa menjadi diri sendiri, adanya rasa keadilan dan kesetaraan, adanya penerimaan satu sama lain, adanya kejujuran, rasa saling percaya serta komunikasi diantara pihak yang terlibat dalam relasi.

Apa sajakah bentuk kekerasan itu?



  1. Kekerasan Fisik--kekerasan yang ditujukan untuk menyakiti secara fisik, dengan melakukan pemukulan, menggoyang tubuh dengan keras, melemparkan benda ke arah korban, mendorong, mengigit, menggunakan senjata hingga berujung pada penghilangan nyawa seseorang.
  2. Kekerasan Verbal/Emosional--menghina keyakinan, berbohong, mengejek, memberi sebutan jelek, gendut, bego, homo, dll.
  3. Kekerasan Ekonomi--dimanfaatkan secara ekonomi oleh pasangan, atau dilarang bekerja untuk mendapatkan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan.
  4. Kekerasan Sosial--melarang seseorang untuk berkegiatan sosial, berteman, terlibat dalam kegiatan-kegiatan tertentu bersama orang lain yang bakal menunjang aktualitas dirinya.
  5. Kekerasan Seksual--memaksa melakukan hubungan seks, menggunakan seks tanpa pengaman, memaksa untuk melakukan bentuk perilaku seksual yang tidak diinginkan.
  6. Kekerasan Digital/Cyber Crime --Penggunaan media teknologi/jejaring sosial untuk mengintimidasi, melecehkan atau menakut-nakuti pasangan atau mantan. Termasuk di dalamnya meminta paksa password, mengecek isi handphone, membully via cyber, mengirim pesan/gambar tidak senonoh, mengancam via sms, atau stalking (memata-matai) Facebook dan media sosial lain.
  7. Kekerasan Negara/Institutional--kekerasan yang dilakukan negara/institusi dengan memberlakukan aturan yang melarang seseorang untuk menjalin relasi personal dengan orang lain. Hal ini melanggar Hak Asasi Manusia (HAM)
Bagaimana Cara Keluar dari Relasi yang Abusif:Kekerasan?
  • Berpikirlah bagaimana caranya untuk tetap aman. Misal tidak berada pada kondisi berdua saja dengan pelaku.
  • Kalau pergi dengan pasangan, usahakan beramai-ramai dan menghindari tempat sepi.
  • Pastikan orang lain tahu kemana kalian pergi, dengan siapa dan jam berapa akan kembali.
  • Pastikan telepon bisa dihubungi, jika berada dalam situasi yang tidak nyaman, teleponlah seseorang. Bicarakan pada orang lain yang bisa dipercaya jika merasa takut dalam sebuah relasi.
  • Lapor pada pihak berwajib. Telepon 119.
    (dari berbagai sumber)

    PROGRAM SEKSI DI SMP 1 SURABAYA: WE SHALL RETURN....

    20.59 0 Comments A+ a-

    Tidak terasa, ngobrol-ngobrol bareng teman-teman SEKSI dari Spensa sudah mencapai sesi akhir. Ketika kami mengabarkan bahwa diskusi dua mingguan untuk semester ini mesti di-paused dulu, salah satu dari mereka menyatakan kekecewaannya dengan wajah lesu: "Lhoooo kenapa gak ada sesi 1 Juni? Kenapa?" rengek Sara.

    Kami menjelaskan bahwa untuk sementara, mereka mesti fokus UAS (Ujian Akhir Sekolah) dulu, merefreshkan diri dengan liburan, kemudian belajar cara mendengarkan yang efektif untuk teman yang sedang curhat permasalahan mereka. Menyadari bahwa kami akan kembali, mereka ceria lagi.

    Kelekatan antara mahasiswa SEKSI dengan adik-adiknya pun tak kalah mengharukannya, mereka merasa senang berkumpul dengan adik-adik SMP, kangen kalau lama tidak bisa datang dengan berjibunnya tugas-tugas kuliah atau aktivitas lain. "Duuh maaf teman-teman saya gak bisa ikut ke Spensa karena ada pelatihan di Sanggar [unit kegiatan kampus lainnya-red], padahal saya kangen banget sama adek-adek.... Bener lho, Bu... saya kangen mereka. Gak tahu juga kenapa." Demikan kata Rika Wulan Novitaingtyas, mahasiswa angkatan 2010.

    Selain kelekatan emosional, ada yang mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan SEKSI bisa menambah kepercayaan diri mereka untuk menghandle forum, berbicara di depan umum, maupun organising aktivitas pelatihan.

    Selama kurun waktu Desember 2012-Mei 2013, kegiatan SEKSI dilakukan dengan metode beragam: bermain, berdiskusi, bermain drama sampai nonton bareng. Topiknya pun macam-macam. Dari mulai mengenal diri sebagai tubuh seksual, gender di sekitar kita, membangun kelompok peduli, relasi yang sehat, cinta dan pacaran, keberagaman orientasi seksual, seks dan pornografi, hingga kekerasan dalam pacaran.

    Siswa seksi yang pada awalnya berjumlah 20 orang, mengalami penyeleksian alamiah. Hingga akhir kegiatan diskusi, terdapat sepuluh anak yang benar-benar menunjukkan komitmen serius mereka terhadap kegiatan ini. Hal-hal yang ditengarai membuat kegiatan ini memiliki angka drop-out cukup besar adalah sebagai berikut:
    1. Jadwal yang dialokasikan pada Hari Sabtu yang notabene merupakan hari libur dan hari keluarga bagi mereka.
    2. Hari Sabtu juga berarti hari bangun siang, hingga banyak dari mereka yang bangun kesiangan dan kemudian memutuskan untuk tidak datang karena ada perasaan sungkan jika datang terlambat.
    3. Hari Sabtu bagi Spensa adalah hari ekstra kurikuler, sehingga mengharuskan beberapa teman yang aktif untuk kemudian memilih mana yang lebih diberati. Dan kenyataan bahwa kesadaran akan pentingnya pengetahuan seksualitas dan kesehatan reproduksi masih minim, membuat kegiatan ini tidak menjadi prioritas mereka.
    Untuk itu alangkah baiknya apabila program-program seperti ini dan program-program pembentukan karakter lainnya, dimasukkan dalam kurikulum sekolah.Pembentukan karakter tak kalah pentingnya dibanding pembentukan intelektual bagi remaja.

    Support dari orang tua dan pihak-pihak terkait sangat diperlukan, mengingat sebelumnya, ada beberapa alasan mengapa program ini agak sulit diterima oleh sekolah. Pertama, kegiatan sekolah yang sudah sangat padat sehingga seolah mengalami kesulitan untuk mengalokasikan waktu. Kedua, terbatasnya resource dari pihak sekolah untuk turut mendampingi siswa melakukan kegiatan. Ketiga, sulitnya berargumentasi dengan pihak diknas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan baru terkait pelaporan di akhir kegiatan.

    Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak Spensa, atas kesediannya dan keberaniannya
    menjadi sekolah rintisan yang peduli kesehatan seksual dan reproduksi siswa. Semoga sesi-sesi berikutnya berjalan lancar dan program ini bisa dilakukan secara berkesinambungan, untuk bisa sustainable dan dilakukan secara mandiri oleh sekolah nantinya.

    VIVA KSGK, VIVA SPENSA.... SEKSI!


    #mazdafiah

    RELASI DALAM PROSES INTERVIEW: Refresh Pembekalan Peer KSGK

    13.02 0 Comments A+ a-

    Interview itu relasional. Sukses tidaknya sebuah interview tergantung pada baik tidaknya relasi antara penanya dan yang ditanya. Relasi dalam interview menurut Charles Stewart dan William J. Cash (1999) ditentukan oleh beberapa dimensi penting.
    1. Kesamaan. Ketika antara penanya dan yang ditanya memiliki kesamaan budaya, norma, nilai-nilai, pengaruh lingkungan, training, pengalaman, sifat personal, sikap dan harapan-harapan. Penanya memaksimalkan kesamaan ini dan mengurangi hal-hal yang berbeda diantara mereka (ppenanya dan yang ditanya) untukmembuat interview effective.
    2. Keterlibatan. Jika masing-masing pihak memiliki hasrat/minat untuk melakukan interview dan selalu aktif untuk melakukan tanya/jawab.
    3. Rasa Suka. Jika kedua pihak menunjukkan rasa suka dan saling hormat satu sama lain dan ketika terdapat kehangatan persahabatan yang tinggi diantara mereka.
    4. Kontrol/Dominasi. Jika kontrol di dalam interview dibagi. Tidak ada satu pihak mendominasi pihak lainnya.
    5. Kepercayaan. Jika dalam relasi tersebut terbangun kepercayaan yang kuat satu sama lain, sehingga tidak ada kekuatiran bahwa informasi yang diberikan.bakal dikhianati atau dimanipulasi.
    6. Relasi Global. Adanya penghormatan terhadap budaya masing-masing jika penanya dan yang ditanya berasal dari bagian dunia yang lain.
    7. Relasi Gender. Adanya pemahaman tentang karakter spesifik yang melekat pada gender tertentu terkait ekspresi bahasa dan sikap dalam proses interview. Pilihan kata  yang digunakan dalm interview tidak bias gender.
    Demikian menurut Stewart dan Cash. Selamat menginterview!


    #mazdafiah

    TIPS MENGKOMUNIKASIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK/REMAJA

    05.32 0 Comments A+ a-

    
    mengkomunikasikan seksualitas dengan anak-anak dan remaja bukan hal mudah. Kadang-kadang orang tua bisa dibikin mati gaya. Media membuat anak-anak mendapatkan istilah-istilah yang belum pernah mereka dapatkan dalam keluarga. Sebagai orang dewasa mau tidak mau kita mesti menyamakan langkah, untuk mendampingi pengetahuan mereka.

    Berikut ini beberapa tips yang mungkin diperlukan untuk mengkomunikasikan seksualitas dengan anak:
    1. Carilah moment yang bisa dipakai untuk mentransferkan pengetahuan tentang seksualitas
    2. Jadilah orang tua yang “bisaditanya:  menyediakan diri dan info tidak ketinggalan jaman
    3. Percaya diri bahwa anda bisa dijadikan tempat bertanya 
    4. Mulai dengan informasi yang anda nyaman untuk berbicara
    5. Lihat sekeliling anda: perilaku binatang, kejadian di jalan bisa dijadikan bahan untuk memulai percakapan.
    6. Saat anda dan anak anda: menonton TV, seperti melihat perempuan hamil, melihat adegan romantis.
    7. Manfaatkan jejaring sosial: Facebook, twitter, friendster dll.
    8. Tidak penting apakah dia memberikan response saat itu, tapi setidaknya itu memberikan pesan bahwa anda bisa diajak berbicara masalah seaksual.
    9. Perlakukan pengetahuan tentang seksualitas sama dengan pengetahuan yang lain
    10. Hindarkan raut muka: jijik, malu, dan terlalu serius/tegang saat menyebut organ seks atau istilah-istilah tertentu yang selama ini masyarakat masih menganggap tabu untuk dibicarakan
    11. Sesuaikan bahasa kita dengan bahasa yang dimengerti oleh mereka.
    12. Gunakanalat bantu berupa gambar, buku bacaan, dvd, alat peraga dll

    13. (Dari berbagai macam sumber #mazdafiah)
    foto: koleksi pribadi

    MITOS-MITOS TENTANG PENDIDIKAN SEKSUALITAS

    05.19 0 Comments A+ a-



    Terdapat beberapa mitos terkait pendidikan seksualitas
    MITOS 1. Kalau sudah dibekali agama di rumah, MUSTAHIL terkena pengaruh     buruk di luar.
    KENYATAAN Anak-anak jaman sekarang hidup di dunia dengan informasi yang terbuka seluas-luasnya. Keberadaan media (film, internet, buku bacaan) memberikan pengaruh positif maupun negatif .
    Kehilangan Figur baik para petinggi negara, artis, bahkan pemuka agama melakukan yang tidak boleh dilakukan.

    MITOS 2. Berbicara tentang seks dengan anak-anak akan membuat mereka mencoba/ingin melakukannya.
    KENYATAANNYA, Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas tidak berakibat pada naiknya jumlah perilaku seks, namun membuat remaja untuk lebih menyayangi, menghargai dan bertanggung jawab terhadap tubuhnya.

    MITOS 3. Anak-anak akan tahu dengan sendirinya soal seksualitas .
    KENYATAANNYA. Jika orang tua tidak bisa menjadi tempat bertanya tentang seks, mereka mencarinya dari sumber yang lain yang belum tentu akurat. Dari penelitian yang dilakukan sejak September 2004 itu, Synovate mengungkapkan bahwa sekitar 65% informasi tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan juga 35% sisanya dari film porno. Ironisnya, hanya 5% dari responden remaja ini mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya. 

    MITOS 4. Pendidikan seks identik dengan pornografi
    KENYATAANNYA, Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
    (dari berbagai macam sumber #mazdafiah)

    KSGK-SEKSI

    21.35 0 Comments A+ a-

    KSGK lagi ngapain? Begitu beberapa teman bertanya via pesan di BB messenger, e-mail, maupun inbox FB. Nah, ini dia jawabannya:

    KSGK sekarang sedang mencoba membentuk peer group di dua sekolah menengah pertama di Surabaya, yaitu SMP Negeri 1 dan SMP St. Carolus. Dasar pemikirannya seperti ini, remaja lebih nyaman ngobrol kepada temen sebayanya. Apalagi kalau bicara masalah seksualitas. Orangtua, menurut mereka kurang asik diajak ngobrol, menganggap seks sebagai sesuatu yang tdk pantas untuk diomongkan, lebih sering menyalahkan kalo diajak curhat, serta marah-marah terus. 

    Sementara orang tua yang sadar bahwa mereka perlu membicarakan masalah seksualitas dengan anak,kebingungan cara dan waktu yang tepat untuk bicara.Mereka pun gak punya pengalaman soal itu. Orangtua-orangtua sebelum mereka juga memiliki pendapat yang sama, bahwa seksualitas tabu untuk dibicarakan dan berharap anak-anak akan "tahu dengan sendirinya." Alhasil, teman-temanlah tempat mereka mencari tahu, padahal pengetahuan teman-temannya relatif sama saja dengan pengetahuan mereka, lebih banyak yang diakses dari video porno, berita TV, majalah, koran yang masih perlu dipertanyakan perspektifnya. Sehingga setiap remaja sebenarnya adalah "konselor" yang lebih dipercaya bagi teman-temannya. Mengapa tidak kita coba menularkan perspektif saja dan membiarkan mekanisme penyebaran informasi dengan cara yang sudah terbentuk di antara mereka?

    Dengan dasar pemikiran tersebut KSGK mencoba membentuk program SEKSI (Sekolah Peduli Kesehatan Seksual dan Reproduksi Siswa). dari program ini diharapkan akan ada outcome berupa 20 (duapuluh) siswa SEKSI yang menjadi agen perubahan  di lingkungan sekolah, dengan output berupa guru  dan orangtua yang peduli terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi Siswa. Prinsip utama yang menjadi dasar program-program KSGK adalah right, respect, dignity, dan equality

    Adapun tujuannya adalah membangun rintisisan sekolah yang peduli terhadap kesehatan seksual dan 
    reproduksi siswanya. Program ini berdurasi satu tahun, mulai Nopember 2012-Oktober 2013. Aktivitas 
    program ini terbagi menjadi tiga jenis kegiatan: pertama adalah penguatan perspektif melalui pelatihan dan 
    diskusi rutin, kedua,  peningkatan skill kemampuan mendengarkan untuk menanggapi secara tepat curhatan 
    teman serta ketiga, berlatih untuk menyuarakan permasalahan tersebut pada figur otoritas yang berada pada 
    support sistem mereka yaitu orangtua dan guru sebagai pembuat kebijakan dan penyedia fasilitas lanjutan. 
    Dengan demikian, kepedulian mereka terhadap lingkungan akan terasah sejak dini sekaligus berlatih 
    advokasi dengan menyuarakan kepentingan remaja di dekatnya.

    Saat ini kita memulai dengan 42 siswa di dua sekolah, diharapkan program ini akan bisa diterapkan di lebih 
    banyak sekolah yang ada. Untuk sementara program berjalan, sumber dana dari kegiatan ini adalah
    Universitas Surabaya serta Kas Internal KSGK. KSGK membuka kerja sama yang seluas-luasnya
    baik berupa penyediaan resource materi maupun non materi dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian 
    terhadap permasalahan remaja, institusi pemerintah maupun non pemerintah, dengan prinsip kerjasama yang 
    saling menghormati, transparant dan menjunjung tinggi kesetaraan. 

    VIVA REMAJA INDONESIA!

    #mazdafiah



    PERILAKU SEKSUAL REMAJA

    05.17 0 Comments A+ a-

    TEMPO.COSurabaya - Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan Surabaya bersama Yayasan Embun Surabaya memperlihatkan perilaku seksual para pelajar sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Surabaya semakin memprihatinkan. 

    Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA, SMK, madrasah aliah dan sekolah Kristen selama Juli-Oktober 2012, diketahui bahwa sebanyak 44 persen pelajar Surabaya berpandangan bahwa dalam berpacaran boleh melakukan hubungan intim dengan pasangannya. 

    Selengkapnya silakan baca di:

    http://www.tempo.co/read/news/2012/12/30/058451143/Perilaku-Seksual-Siswa-Surabaya-Semakin-Parah

    KSGK GO TO SPENSA

    00.14 0 Comments A+ a-


    Bagaimana ceritanya kalau KSGK ngobrolin seks dengan anak SMP? Beberapa tahun lalu, KSGK sempat terkejut-kejut oleh pengetahuan siswa SMP soal seksualitas. Tidak hanya soal body image dan pacaran yang diomongin bareng, tapi juga soal hubungan seks, kontrasepsi dan aborsi. Sayangnya, pengetahuan mereka seringkali bersumber dari hal yang gak begitu jelas seperti "kata temenku" atau "katanya." Tidak heran kalau yang kemudian dibagikan adalah cerita-cerita semacam berlari naik turun tangga, adalah salah satu metode aborsi yang bisa diterapkan atau mengkonsumsi tape dalam jumlah yang banyak serta mencampur panadol dengan Sprite bisa mencegah kehamilan.


    Kamis, 20 Desember 2012 lalu, KSGK mencoba mengajak ngobrol anak-anak SMP Negeri 1 Surabaya (SPENSA). Heboh! Rame! Saking ramenya, sampai ruangan berdengung seperti sedang berada di antara puluhan sarang lebah. KSGK yang semula berencana menggelar seminar pada akhirnya mengganti dengan game bertema GENDER di sekitar kita.

    Mereka berlarian menentukan posisi perspektif tentang konstruksi gender di masyarakat. Capek, berkeringat. Adu pendapat, penuh semangat. Yang menarik, ternyata sebagian besar siswa masih berpendapat bahwa nembak cowok masih merupakan sesuatu yang tidak pantas, menjijikkan. Ooops!
    Bahkan ada yang tetep gak mau meskipun yang nembak itu adalah cewek yang sudah ditaksirnya. Hahaha... rugi yaaa.... Pada kesempatan itu kami masih banyak bicara lagi tentang konstruksi peran berbasis gender, pembentukan karakter bergender, dan (lagi-lagi) kodrat.

    Kegiatan ini diselenggarakan sebagai kegiatan pembuka Program SEKSI (Sekolah Peduli Kesehatan Seksual&Reproduksi Siswa) yang akan dilaksanakan selama setahun di dua SMP yaitu SMP Negeri 1 Surabaya dan SMP Santo Carolus. Pada Kesempatan ini kami juga mengadakan rapid assessment untuk program tersebut.

    VIVA SPENSA!
    #mazdafiah

    HER STORY: LESBIAN MENULIS

    23.18 0 Comments A+ a-



    Tulisan yang mengungkapkan kehidupan lesbian masih sangat jarang ditemui. Jika masih dlam bentuk fiksi dan seringkali ditulis oleh mereka yang memiliki orientasi seksual hetero yang membawa pesan yang merugikan kelompok lesbian, seperti misalnya: penekanan kembali bahwa menjadi lesbian adalah sesuatu yang secara sosial tidak bisa diterima dan secara agama dianggap sebagai dosa; kelesbianan seseorang bisa diubah, dibawa ke jalan yang benar dan disembuhkan.

    Beberapa tulisan lain menggambarkan kehidupan lesbian sebagai sebuah gaya hidup yang berpotensi merusak tatanan norma yang ada, kemudian bereaksi dalam panic mode terhadap tumbuhnya gerakan lebian dalam bentuk tulisan-tulisan anti-lesbian di media.  Artikel-artikel tersebut cenderung menggunakan istilah-istilah yang dapat menimbulkan kebencian dan memicu diskriminasi serta kekerasan terhadap lesbian. 

    Cerita-cerita tentang lesbian yang sedikit lebih populer (sebagai contoh, novel karya Herlinatien, Garis Tepi Seorang Lesbian) masih memfokuskan pada pengungkapan rasa bersalah pada karakter lesbian dan kemudian berakhir pada keputusan yang menunjukkan sikap menyerah pada ketentuan sosial yang ada, yaitu, mengubah orientasi seksual lesbian menjadi heteroseksual, sesuatu yang hampir tidak mungkin dilakukan lesbian tanpa adanya konflik psikologis yang hebat. Konflik terkait pro-kontra orientasi seksual lesbian pada individu dan masyarakat masih menjadi bahan sorotan, seolah hanya orientasi sekslah yang penting dalam kehidupan mereka

    Sebaliknya, tulisan-tulisan tentang lesbian jarang mengangkat kehidupan lesbian dengan semua dimensinya, bahwa lesbian itu adalah juga berperan sebagai seorang anak, teman, murid sekolah, mahasiswa, professional, aktivis gereja, mesjid, seorang yang percaya pada keberadaan Tuhan dan ingin diterima apa adanya, apapun orientasi seksualnya.

    Kecewa dengan adanya literatur dan berita-berita yang ada mengenai kehidupan lesbian, pada penelitian berbasis komunitas yang kami laksanan sebelumnya (“To Support Activism: Building Communication among Lesbian Community in Surabaya”)bekerjasama dengan Riek Stientra Foundation dan Kartini Network, kami mengadakan kelas menulis bersama komunitas lesbian di Surabaya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbanyak tulisan tentang kehidupan lesbian yang ditulis oleh mereka dengan perspektif mereka sendiri, dengan mengusung prinsip hak asasi manusia dan keberagaman.    
    Jadilah kami berkumpul sekali dalam dua minggu, berdiskusi mengenai teknik menulis dan berlatih bersama. Selain itu, kami membangun kesadaran akan prinsip-prinsip hak asasi manusia, dan bagaimana melihat issu-issu aktual yang terjadi dengan perspektif tersebut. Belasan tulisan lahir dari kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya kemudian turut dilombakan dalam “Lomba Menulis KSGK-Dipayoni” yang diadakan pada Nopember 2010 yang juga merupakan bagian dari penelitian tersebut.

    Buku ini terbit atas kerjasama KSGK dan Dipayoni serta funding dari HIVOS Asia Tenggara, dengan Wulan dan Siti dari KSGK sebagai editornya. 

    Dalam buku ini terdapat 13 cerita dan 1 puisi, yaitu:
             
         Namaku Daniel
      Kisah ini bercerita tentang Daniel yang sudah sampai pada titik jenuh memendam identitas kelesbianannya dari keluarga. Setelah tergabung dalam organisasi lesbian dan memiliki pasangan yang serius, akhirnya ia erani menanggung risiko untuk terbuka sebagai pasangan lesbian kepada keluarganya
        
        Bingkisan Hati
    Cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja dalam pencarian jatidirinya sebagai lesbian, kesadarannya tentang risiko terbukanya identitasnya sebagai lesbian. Meski dia merasakan bahwa tidak ada penolakan yang berarti dari lingkungan teman-teman di kampus terkait identitas seksualnya, namun ia masih bingung bagaimana harus terbuka pada kedua orang tuanya.

    Sepasang sepatu mungil: Empat Buah Tanda Cinta
    Bagaimana jika lesbian jatuh cinta? Cerita ini mengisahkan tentang lesbian yang jatuh cinta dan usahanya untuk menyenangkan pacarnya dengan sepatu anjing hasil karyanya sendiri.

    Joe tentang Joe
    Cerita ini berkisah tentang lesbian yang berprestasi tidak hanya di tingkat daerah tapi juga di tingkat Nasional. Meski di lingkungan tempat dia berkarier seperti atlet diterima dengan baik, namun ia mengalami penolakan dari keluarga tempat dia bergantung hidup. Mengalami pelecehan seksual di saat remaja, kemudian cedera dan dilupakan oleh tempat ia berprestasi serta cedera yang harus ditanggungnya dari olah raga yang dia geluti adalah bagian dari kehidupan yang harus dia tanggungkan sendirian.

     Penjara Keluarga
    Bagaimana lesbian melihat sebuah institusi keluarga? Kewajiban untuk meneruskan keturunan dengan melakukan perkawinan secara heteroseksual adalah beban tersendiri bagi lesbian. Perkawinan tidak hanya sebagai penyatuan sepasang individu untuk membentuk keluarga dan melestarikan keturunan, namun lebih jauh dari itu adalah sebuah status sosial bagi keluarga besar yang disatukan, sebuah transaksi bagi dua keluarga asal yang hendak disatukan.

    Risalah Hati
    Risalah hati ini bercerita tentang pencarian jati diri seorang lesbian remaja dan segala macam gundahnya sebagai lesbian, sekaligus kekasih, bagian dari keluarga, di tengah-tengah kesibukannya sebagai aktivis kampus dan aktivis lebian.

    SMS Terakhir
    Cerita ini adlah cerita tentang sequence kecil pada kehidupan lesbian, dimana ia harus memutuskan hubungan dengan teman karena teman tersebut mengetahui jati dirinya sebagai lesbian. Penolakan untuk menjadi seorang sahabat karena kecurigaan bahwa ia akan mengajak teman tersebut menjadi lesbian adalah penyebabnya.

    Anisa
    Seseorang mungkin tidak pernah menyadari bahwa ia adalah seorang lesbian hingga ia berrelasi dengan lesbian. Penulis merasa telah diteguhkan identitasnya sebagai lesbian dari relasinya dengan teman satu kamarnya di kos-kosan. Cinta mereka tumbuh dengan indahnya dan relasi mereka berjalan dengan baik hingga suatu hari seorang laki-laki hadir dalam kehidupan pacarnya dan membuat relasi mereka harus berakhir. Kepercayaan bahwa menjadi lesbian adalah sesuatu yang salah membuatnya terpaksa merelakan kekasihnya pergi.

     Oh... No...
    Ada banyak lesbian yang memiliki kekuatiran bahwa kelesbianan mereka akan dimiliki pula oleh orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan mereka. Cerita ini berkisah tentang kecemasan seorang tante pada hubungan keponakannya dengan teman perempuan keponakannya tersebut.

    I Love You, Mom. I love You, Dad
    Lesbian memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah “masalah” bagi keluarganya. Cerita ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang ingin dicintai oleh kedua orang tuanya. Penerimaan ibunya dan kakak-kakaknya terhadap orientasi seks yang dimilikinya menjadi support baginya untuk meraih sukses dan membanggakan kedua orang tua serta keluarganya.

    Sebuah Pengorbanan
    Lesbian paham betul, bahwa coming out membawa konsekuensi-konsekuensi yang tidak mengenakkan, sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk tetep closetted. Namun demikian, ada harga mahal yang mesti dibayar dengan pilihan tersebut, termasuk kehilangan kekasih lesbiannya.

    Andai Kau Mengerti
    Cerita ini berkisah tentang pengalaman lesbian terlepas dari problematika identitas seksualnya. Sebagai lesbian, mereka berbagi pengalaman sebagai sesama perempuan. Keinginan untuk memiliki anak, prinsip pro-life juga dimiliki oleh seorang lesbian. Namun demikian mesti disikapisecara hati-hati terhadap prinsip pro-life dan keyakinan bahwa keinginan memiliki anak yang dianggap sebagai naluri perempuan, dalam cerita ini. Karena dalam beberapa hal, prinsip tersebut bisa menghantam balik para lesbian.

    Konferensi ILGA dalam Ingatan Saya
    Bagaimana seorang aktivis lesbian merekam peristiwa pembubaran konferensi ILGA di Surabaya? Bagaimana kisah-kisah kecil di balik pengevakuasian para peserta konferensi dari peristiwa tersebut? Semua terekam dalam cerita ini.

    Sekarang Saatnya
    Berbeda dengan tulisan lainnya, tulisan ini adalah sebuah puisi dari cerita pertama yang dipisah. Puisi ini mengisahkan tentang kejenuhan seorang lesbian dengan situasi yang ada dan keinginan untuk berontak saat itu juga.

    KSGK memberikan apresiasi yang tak terhingga kepada mereka yang telah dengan senang hati berbagi kisah dan menuliskan secuil kisah hidupnya untuk dibaca orang lain bahkan pada episode kehidupan yang paling menyakitkan sekalipun. Mudah-mudahan buku ini membawa kebaikan bagi pergerakan lesbian di Indonesia.

    #mazdafiah

    TRAINING SEKSUALITAS 5

    22.28 0 Comments A+ a-

    Training Seksualitas V KSGK diadakan hari Sabtu-Senin, tanggal 14-16 Juli 2012. Pelatihan ini dimulai
    pukul 09.00-1630.00,  di Auditorium Fakultas Hukum dan R. Sidang Fakultas Psikologi.  Peserta  nya adalah remaja usia 18 tahun keatas (internal dan eksternal UBAYA)

    6.   Latar Belakang kegiatan diadakannya pelatihan ini adalah masih kurangnya pemahaman remaja terkait informasi seksualitas yang berdampak pada terjadinya kehamilan tidak diinginkan, pelecehan seksual, kekerasan dalam relasi serta kurangnya penghargaan terhadap tubuh dan dirinya.  Dampak tersebut berakibat pula pada prestasi akademis, molornya masa study serta meningkatnya angka drop-out.
          
          Adapun tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kesadaran, pemahaman dan penghargaan remaja akan tubuh seksualnya sehingga remaja mampu menghargai diri sendiri dan tubuhnya. Untuk kemudian,meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap tubuh serta masa depannya serta mencegah dan mengurangi angka kehamilan tidak diinginkan, pelecehan seksual, kekerasan dalam relasi.

          Kali ini peserta berjumlah 15 orang dengan latar belakang pendidikan yang beragam dari usia 18 tahun hingga 24 tahun, kesemuanya mahasiswa UBAYA dan Unair. Materi yang dibahas hampir mirip dengan materi sebelumnya, dari mulai pengenalan tubuh sosial, perkembangan seksualitas remaja, relasi yang sehat, kekerasan dalam pacaran, konsepsi, kontrasepsi dan aborsi. Materi-materi tersebut disampaikan dengan beragam metode dari mulai paparan fakta, study kasus, game, dan drama. Pokoknya asik deh. Join kita untuk yang tahun ini yaa.... Training Seksualitas 6.

    ##mazdafiah
    8.    

    KSGK GO TO SCHOOL

    21.23 0 Comments A+ a-

    Setelah setahun sebelumnya KSGK mendapat undangan dari Sekolah LABSCHOOL Surabaya, untuk bermain-main dan belajar "Menyayangi Tubuh Kita dan Mengenal Pubertas" sekaligus ngobrol bareng orangtua siswa terkait "Mengkomunikasikan Topik Seksualitas dengan Anak." KSGK kembali ke Sekolah Nasional Ciputra di daerah Surabaya Barat.

    Di kedua sekolah tersebut, KSGK mengenalkan tubuh yang bermacam-macam bentuk. Bahwa tubuh manusia unik, tidak seperti selama ini yang terlihat seragam seperti yang dipopulerkan oleh media: langsing, putih, mata lebar, hidung mancung, rambut lurus, Barbie-like, Kenny-like, dll. Tubuh yang ada di media tidak seberagam yang ada di dunia nyata. Tubuh manAusia sangat beragam and the are all fine. Keberhargaaan, kehebatan manusia tidak bisa dipandang hanya dari bentuk tubuhnya, rupa kulitnya, atau mancung hidungnya. Potensi manusia sangat beragam yang kalau diasah demi kebaikan kemanusiaanlah yang membuat manusia itu memiliki dignity, dan bisa hidup bermartabat.

    Di sekolah Ciputra, selain mengobrolkan masalah cara menyayangi tubuh dan mengenal pubertas, KSGK juga membahas masalah bullying. Seperti halnya phenomena bullying yang terjadi di tempat-tempat lain, hampir setia[ anak pernah menjadi korban sekaligus pelaku bullying. hampir semua pernah merasakan dampak negatif bullying namun tidak tahu bagaimana cara menghentikannya. Hanya sedikit saja anak-anak kita yang memiliki keberanian untuk membela temannya yang menjadi korban bullying, selebihnya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Melapor kepada orang dewasa bukanlah pilihan yang baik bagi mereka mengingat tekanan sosial yang kuat, seperti dianggap sebagai anak yang "suka mengadu," selain adanya gap yang lebar anatar anak-anak dan orang dewasa di sekelilingnya.

    Posisi mereka menjadi semakin terdesak ketika orang dewasa turut menjadi pelaku bullying. Tak ada jalan lain bagi mereka untuk bisa survived terhadap bullying kecuali turut serta menjadi pelaku karena hanya itu cara yang mereka tahu untuk mengungkapkan penolakan menjadi korban. Alhasil, perilaku bullying akan terus berlanjut. KSGK berusaha menunjukkan bahwa dunia yang ramah tanpa menyuburkan perilaku bullying bisa dimulai dari kita sendiri dengan tidak melakukannya. Mata rantai bullying bisa diputus sekarang juga secara bersama-sama.

    KSGK mengucapkan apresiasi pada kedua sekolah ini karena telah menjadi pelopor pentingnya pemberian pendidikan seksualitas usia dini pada anak-anak kita. Mudah-mudahan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu-individu yang lebih bertanggung jawab di masa yang akan datang.

    #mazdafiah