NURSYAHBANI KATJASUNGKANA DAN SASKIA WIERINGA BERTAMU KE KSGK
|
Nursyahbani Katjasungkana |
Pada 11 Oktober 2010, Ibu Nursyahbani Katjasungkana, mantan anggota KOMNAS HAM Indonesia, pendiri LBH APIK, dan Saskia Wierienga, Professor dari University of Amsterdam, Belanda. Mereka berdua berbicara tentang sejarah pergerakan lesbian di Indonesia, sambil berkenalan dengan teman-teman komunitas lesbian di Surabaya serta peer group KSGK. Kunjungan ini adalah bagian dari Community Based Research yang dilakukan KSGK To Support Activism: Building Communication among Lesbian Community in Surabaya.
|
Saskia Wieringa |
Sejarah pergerakan lesbian di Indonesia ternyata dimulainya sudah lumayan lama, yaitu sejak berdirinya Perlesin (Persatuan Lesbian Indonesia) di tahun 1982. Kemudian ada Suara Srikandi yang berjuang dengan berkolaborasi dengan organisasi LGBT terbesar Indonesia saat ini yaitu GAYaNusantara. Setelah sempat tak terdengar kabarnya beberapa waktu, di tahun 2007 berdirilah Ardhanary Institute yang diprakarsai oleh Saskia Wieringa dan Rr. Agustine.Mungkin Ardhanary Institutelah yang saat ini memiliki resource dan refference terlengkap terkait issue lesbian di Indonesia.
Di Surabaya, terdapat banyak kelompok lesbian. Data yang ada di KSGK menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 185 lesbian di surabaya yang tergabung dalam 14 kelompok-kelompok kecil beranggotakan 10-20 orang. Kelompok-kelompok ini tidak melulu aktif dalam dunia pergerakan, namun juga kelompok-kelompok yang disatukan oleh minat. Sebagian besar berkumpul secara rutin di ruang publik dan meski masih banyak yang tidak visible di permukaan namun beberapa di antaranya lebih terbuka dan turut berpartisipasi aktif pada event-event LGBT.
#mazdafiah