PROGRAM SEKSI DI SMP 1 SURABAYA: WE SHALL RETURN....

Kami menjelaskan bahwa untuk sementara, mereka mesti fokus UAS (Ujian Akhir Sekolah) dulu, merefreshkan diri dengan liburan, kemudian belajar cara mendengarkan yang efektif untuk teman yang sedang curhat permasalahan mereka. Menyadari bahwa kami akan kembali, mereka ceria lagi.

Selain kelekatan emosional, ada yang mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan SEKSI bisa menambah kepercayaan diri mereka untuk menghandle forum, berbicara di depan umum, maupun organising aktivitas pelatihan.

Siswa seksi yang pada awalnya berjumlah 20 orang, mengalami penyeleksian alamiah. Hingga akhir kegiatan diskusi, terdapat sepuluh anak yang benar-benar menunjukkan komitmen serius mereka terhadap kegiatan ini. Hal-hal yang ditengarai membuat kegiatan ini memiliki angka drop-out cukup besar adalah sebagai berikut:
- Jadwal yang dialokasikan pada Hari Sabtu yang notabene merupakan hari libur dan hari keluarga bagi mereka.
- Hari Sabtu juga berarti hari bangun siang, hingga banyak dari mereka yang bangun kesiangan dan kemudian memutuskan untuk tidak datang karena ada perasaan sungkan jika datang terlambat.
- Hari Sabtu bagi Spensa adalah hari ekstra kurikuler, sehingga mengharuskan beberapa teman yang aktif untuk kemudian memilih mana yang lebih diberati. Dan kenyataan bahwa kesadaran akan pentingnya pengetahuan seksualitas dan kesehatan reproduksi masih minim, membuat kegiatan ini tidak menjadi prioritas mereka.

Support dari orang tua dan pihak-pihak terkait sangat diperlukan, mengingat sebelumnya, ada beberapa alasan mengapa program ini agak sulit diterima oleh sekolah. Pertama, kegiatan sekolah yang sudah sangat padat sehingga seolah mengalami kesulitan untuk mengalokasikan waktu. Kedua, terbatasnya resource dari pihak sekolah untuk turut mendampingi siswa melakukan kegiatan. Ketiga, sulitnya berargumentasi dengan pihak diknas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan baru terkait pelaporan di akhir kegiatan.
Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak Spensa, atas kesediannya dan keberaniannya
menjadi sekolah rintisan yang peduli kesehatan seksual dan reproduksi siswa. Semoga sesi-sesi berikutnya berjalan lancar dan program ini bisa dilakukan secara berkesinambungan, untuk bisa sustainable dan dilakukan secara mandiri oleh sekolah nantinya.
VIVA KSGK, VIVA SPENSA.... SEKSI!
#mazdafiah