MITOS-MITOS TENTANG PENDIDIKAN SEKSUALITAS
Terdapat beberapa mitos terkait pendidikan seksualitas
MITOS 1. Kalau
sudah dibekali agama di rumah, MUSTAHIL terkena
pengaruh buruk di luar.
KENYATAAN Anak-anak
jaman sekarang hidup di dunia dengan informasi yang terbuka seluas-luasnya. Keberadaan media (film, internet, buku
bacaan) memberikan pengaruh positif maupun negatif .
Kehilangan Figur baik para petinggi negara, artis, bahkan pemuka agama melakukan yang tidak boleh dilakukan.
MITOS 2. Berbicara
tentang seks dengan anak-anak akan membuat mereka mencoba/ingin melakukannya.
KENYATAANNYA, Penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas tidak berakibat pada naiknya jumlah perilaku seks, namun membuat remaja untuk lebih menyayangi, menghargai dan bertanggung jawab terhadap tubuhnya.
MITOS 3. Anak-anak
akan tahu dengan sendirinya soal seksualitas .
KENYATAANNYA. Jika
orang tua tidak bisa menjadi tempat bertanya tentang seks, mereka mencarinya dari sumber yang lain yang belum
tentu akurat. Dari penelitian yang dilakukan sejak September 2004 itu,
Synovate mengungkapkan bahwa sekitar 65% informasi tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan juga 35% sisanya dari film porno. Ironisnya,
hanya 5% dari responden remaja ini mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya.
MITOS 4. Pendidikan seks identik dengan pornografi
KENYATAANNYA, Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi,
foto, tulisan,suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan,
gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi
dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi
seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
(dari berbagai macam sumber #mazdafiah)