HER STORY: LESBIAN MENULIS
Tulisan yang mengungkapkan
kehidupan lesbian masih sangat jarang ditemui. Jika masih dlam bentuk fiksi dan
seringkali ditulis oleh mereka yang memiliki orientasi seksual hetero yang
membawa pesan yang merugikan kelompok lesbian, seperti misalnya: penekanan
kembali bahwa menjadi lesbian adalah sesuatu yang secara sosial tidak bisa
diterima dan secara agama dianggap sebagai dosa; kelesbianan seseorang bisa
diubah, dibawa ke jalan yang benar dan disembuhkan.
Beberapa tulisan lain
menggambarkan kehidupan lesbian sebagai sebuah gaya hidup yang berpotensi
merusak tatanan norma yang ada, kemudian bereaksi dalam panic mode terhadap tumbuhnya gerakan lebian dalam bentuk
tulisan-tulisan anti-lesbian di media.
Artikel-artikel tersebut cenderung menggunakan istilah-istilah yang
dapat menimbulkan kebencian dan memicu diskriminasi serta kekerasan terhadap
lesbian.
Cerita-cerita tentang
lesbian yang sedikit lebih populer (sebagai contoh, novel
karya Herlinatien,
Garis Tepi Seorang Lesbian) masih memfokuskan pada pengungkapan rasa
bersalah pada karakter lesbian dan kemudian berakhir pada keputusan yang
menunjukkan sikap menyerah pada ketentuan sosial yang ada, yaitu, mengubah
orientasi seksual lesbian menjadi heteroseksual, sesuatu yang hampir tidak
mungkin dilakukan lesbian tanpa adanya konflik psikologis yang hebat. Konflik
terkait pro-kontra orientasi seksual lesbian pada individu dan masyarakat masih
menjadi bahan sorotan, seolah hanya orientasi sekslah yang penting dalam
kehidupan mereka
Sebaliknya, tulisan-tulisan
tentang lesbian jarang mengangkat kehidupan lesbian dengan semua dimensinya,
bahwa lesbian itu adalah juga berperan sebagai seorang anak, teman, murid
sekolah, mahasiswa, professional, aktivis gereja, mesjid, seorang yang percaya
pada keberadaan Tuhan dan ingin diterima apa adanya, apapun orientasi
seksualnya.
Kecewa dengan adanya literatur
dan berita-berita yang ada mengenai kehidupan lesbian, pada penelitian berbasis
komunitas yang kami laksanan sebelumnya (“To Support
Activism: Building Communication among Lesbian Community in Surabaya”)bekerjasama dengan Riek Stientra
Foundation dan Kartini Network, kami mengadakan kelas menulis bersama komunitas
lesbian di Surabaya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbanyak tulisan tentang
kehidupan lesbian yang ditulis oleh mereka dengan perspektif mereka sendiri,
dengan mengusung prinsip hak asasi manusia dan keberagaman.
Jadilah kami berkumpul
sekali dalam dua minggu, berdiskusi mengenai teknik menulis dan berlatih
bersama. Selain itu, kami membangun kesadaran akan prinsip-prinsip hak asasi
manusia, dan bagaimana melihat issu-issu aktual yang terjadi dengan perspektif
tersebut. Belasan tulisan lahir dari kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya
kemudian turut dilombakan dalam “Lomba Menulis KSGK-Dipayoni” yang diadakan
pada Nopember 2010 yang juga merupakan bagian dari penelitian tersebut.
Buku ini terbit atas kerjasama KSGK dan Dipayoni serta funding dari HIVOS Asia Tenggara, dengan Wulan dan Siti dari KSGK sebagai editornya.
Dalam buku ini terdapat 13 cerita dan 1 puisi, yaitu:
Namaku Daniel
Kisah ini bercerita tentang Daniel yang sudah sampai pada titik jenuh
memendam identitas kelesbianannya dari keluarga. Setelah tergabung dalam
organisasi lesbian dan memiliki pasangan yang serius, akhirnya ia erani
menanggung risiko untuk terbuka sebagai pasangan lesbian kepada keluarganya
Bingkisan
Hati
Cerita ini mengisahkan tentang seorang
remaja dalam pencarian jatidirinya sebagai lesbian, kesadarannya tentang risiko
terbukanya identitasnya sebagai lesbian. Meski dia merasakan bahwa tidak ada
penolakan yang berarti dari lingkungan teman-teman di kampus terkait identitas
seksualnya, namun ia masih bingung bagaimana harus terbuka pada kedua orang
tuanya.
Sepasang
sepatu mungil: Empat Buah Tanda Cinta
Bagaimana jika lesbian jatuh cinta? Cerita ini mengisahkan tentang
lesbian yang jatuh cinta dan usahanya untuk menyenangkan pacarnya dengan sepatu
anjing hasil karyanya sendiri.
Joe tentang Joe
Cerita ini berkisah tentang lesbian yang berprestasi tidak hanya di
tingkat daerah tapi juga di tingkat Nasional. Meski di lingkungan tempat dia
berkarier seperti atlet diterima dengan baik, namun ia mengalami penolakan dari
keluarga tempat dia bergantung hidup. Mengalami pelecehan seksual di saat
remaja, kemudian cedera dan dilupakan oleh tempat ia berprestasi serta cedera
yang harus ditanggungnya dari olah raga yang dia geluti adalah bagian dari
kehidupan yang harus dia tanggungkan sendirian.
Penjara Keluarga
Bagaimana lesbian melihat sebuah institusi keluarga? Kewajiban untuk
meneruskan keturunan dengan melakukan perkawinan secara heteroseksual adalah
beban tersendiri bagi lesbian. Perkawinan tidak hanya sebagai penyatuan
sepasang individu untuk membentuk keluarga dan melestarikan keturunan, namun
lebih jauh dari itu adalah sebuah status sosial bagi keluarga besar yang
disatukan, sebuah transaksi bagi dua keluarga asal yang hendak disatukan.
Risalah Hati
Risalah hati ini bercerita tentang pencarian jati diri seorang lesbian
remaja dan segala macam gundahnya sebagai lesbian, sekaligus kekasih, bagian
dari keluarga, di tengah-tengah kesibukannya sebagai aktivis kampus dan aktivis
lebian.
SMS Terakhir
Cerita ini adlah cerita tentang sequence kecil pada kehidupan lesbian,
dimana ia harus memutuskan hubungan dengan teman karena teman tersebut
mengetahui jati dirinya sebagai lesbian. Penolakan untuk menjadi seorang
sahabat karena kecurigaan bahwa ia akan mengajak teman tersebut menjadi lesbian
adalah penyebabnya.
Anisa
Seseorang mungkin tidak pernah menyadari bahwa ia adalah seorang
lesbian hingga ia berrelasi dengan lesbian. Penulis merasa telah diteguhkan
identitasnya sebagai lesbian dari relasinya dengan teman satu kamarnya di
kos-kosan. Cinta mereka tumbuh dengan indahnya dan relasi mereka berjalan
dengan baik hingga suatu hari seorang laki-laki hadir dalam kehidupan pacarnya
dan membuat relasi mereka harus berakhir. Kepercayaan bahwa menjadi lesbian adalah
sesuatu yang salah membuatnya terpaksa merelakan kekasihnya pergi.
Oh... No...
Ada banyak lesbian yang memiliki kekuatiran bahwa kelesbianan mereka
akan dimiliki pula oleh orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan mereka.
Cerita ini berkisah tentang kecemasan seorang tante pada hubungan keponakannya
dengan teman perempuan keponakannya tersebut.
I Love You, Mom. I love You, Dad
Lesbian memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah “masalah” bagi
keluarganya. Cerita ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang ingin dicintai
oleh kedua orang tuanya. Penerimaan ibunya dan kakak-kakaknya terhadap
orientasi seks yang dimilikinya menjadi support baginya untuk meraih sukses dan
membanggakan kedua orang tua serta keluarganya.
Sebuah Pengorbanan
Lesbian paham betul, bahwa coming out membawa konsekuensi-konsekuensi
yang tidak mengenakkan, sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk tetep
closetted. Namun demikian, ada harga mahal yang mesti dibayar dengan pilihan
tersebut, termasuk kehilangan kekasih lesbiannya.
Andai Kau Mengerti
Cerita ini berkisah tentang pengalaman lesbian terlepas dari
problematika identitas seksualnya. Sebagai lesbian, mereka berbagi pengalaman
sebagai sesama perempuan. Keinginan untuk memiliki anak, prinsip pro-life juga
dimiliki oleh seorang lesbian. Namun demikian mesti disikapisecara hati-hati terhadap
prinsip pro-life dan keyakinan bahwa keinginan memiliki anak yang dianggap
sebagai naluri perempuan, dalam cerita ini. Karena dalam beberapa hal, prinsip
tersebut bisa menghantam balik para lesbian.
Konferensi ILGA dalam Ingatan Saya
Bagaimana seorang aktivis lesbian merekam peristiwa pembubaran
konferensi ILGA di Surabaya? Bagaimana kisah-kisah kecil di balik
pengevakuasian para peserta konferensi dari peristiwa tersebut? Semua terekam
dalam cerita ini.
Sekarang Saatnya
Berbeda
dengan tulisan lainnya, tulisan ini adalah sebuah puisi dari cerita pertama
yang dipisah. Puisi ini mengisahkan tentang kejenuhan seorang lesbian dengan
situasi yang ada dan keinginan untuk berontak saat itu juga.
KSGK memberikan apresiasi yang tak terhingga kepada mereka yang telah dengan senang hati berbagi kisah dan menuliskan secuil kisah hidupnya untuk dibaca orang lain bahkan pada episode kehidupan yang paling menyakitkan sekalipun. Mudah-mudahan buku ini membawa kebaikan bagi pergerakan lesbian di Indonesia.
#mazdafiah