RELASI DALAM PROSES INTERVIEW: Refresh Pembekalan Peer KSGK

13.02 0 Comments A+ a-

Interview itu relasional. Sukses tidaknya sebuah interview tergantung pada baik tidaknya relasi antara penanya dan yang ditanya. Relasi dalam interview menurut Charles Stewart dan William J. Cash (1999) ditentukan oleh beberapa dimensi penting.
  1. Kesamaan. Ketika antara penanya dan yang ditanya memiliki kesamaan budaya, norma, nilai-nilai, pengaruh lingkungan, training, pengalaman, sifat personal, sikap dan harapan-harapan. Penanya memaksimalkan kesamaan ini dan mengurangi hal-hal yang berbeda diantara mereka (ppenanya dan yang ditanya) untukmembuat interview effective.
  2. Keterlibatan. Jika masing-masing pihak memiliki hasrat/minat untuk melakukan interview dan selalu aktif untuk melakukan tanya/jawab.
  3. Rasa Suka. Jika kedua pihak menunjukkan rasa suka dan saling hormat satu sama lain dan ketika terdapat kehangatan persahabatan yang tinggi diantara mereka.
  4. Kontrol/Dominasi. Jika kontrol di dalam interview dibagi. Tidak ada satu pihak mendominasi pihak lainnya.
  5. Kepercayaan. Jika dalam relasi tersebut terbangun kepercayaan yang kuat satu sama lain, sehingga tidak ada kekuatiran bahwa informasi yang diberikan.bakal dikhianati atau dimanipulasi.
  6. Relasi Global. Adanya penghormatan terhadap budaya masing-masing jika penanya dan yang ditanya berasal dari bagian dunia yang lain.
  7. Relasi Gender. Adanya pemahaman tentang karakter spesifik yang melekat pada gender tertentu terkait ekspresi bahasa dan sikap dalam proses interview. Pilihan kata  yang digunakan dalm interview tidak bias gender.
Demikian menurut Stewart dan Cash. Selamat menginterview!


#mazdafiah

TIPS MENGKOMUNIKASIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK/REMAJA

05.32 0 Comments A+ a-


mengkomunikasikan seksualitas dengan anak-anak dan remaja bukan hal mudah. Kadang-kadang orang tua bisa dibikin mati gaya. Media membuat anak-anak mendapatkan istilah-istilah yang belum pernah mereka dapatkan dalam keluarga. Sebagai orang dewasa mau tidak mau kita mesti menyamakan langkah, untuk mendampingi pengetahuan mereka.

Berikut ini beberapa tips yang mungkin diperlukan untuk mengkomunikasikan seksualitas dengan anak:
  1. Carilah moment yang bisa dipakai untuk mentransferkan pengetahuan tentang seksualitas
  2. Jadilah orang tua yang “bisaditanya:  menyediakan diri dan info tidak ketinggalan jaman
  3. Percaya diri bahwa anda bisa dijadikan tempat bertanya 
  4. Mulai dengan informasi yang anda nyaman untuk berbicara
  5. Lihat sekeliling anda: perilaku binatang, kejadian di jalan bisa dijadikan bahan untuk memulai percakapan.
  6. Saat anda dan anak anda: menonton TV, seperti melihat perempuan hamil, melihat adegan romantis.
  7. Manfaatkan jejaring sosial: Facebook, twitter, friendster dll.
  8. Tidak penting apakah dia memberikan response saat itu, tapi setidaknya itu memberikan pesan bahwa anda bisa diajak berbicara masalah seaksual.
  9. Perlakukan pengetahuan tentang seksualitas sama dengan pengetahuan yang lain
  10. Hindarkan raut muka: jijik, malu, dan terlalu serius/tegang saat menyebut organ seks atau istilah-istilah tertentu yang selama ini masyarakat masih menganggap tabu untuk dibicarakan
  11. Sesuaikan bahasa kita dengan bahasa yang dimengerti oleh mereka.
  12. Gunakanalat bantu berupa gambar, buku bacaan, dvd, alat peraga dll

  13. (Dari berbagai macam sumber #mazdafiah)
foto: koleksi pribadi

MITOS-MITOS TENTANG PENDIDIKAN SEKSUALITAS

05.19 0 Comments A+ a-



Terdapat beberapa mitos terkait pendidikan seksualitas
MITOS 1. Kalau sudah dibekali agama di rumah, MUSTAHIL terkena pengaruh     buruk di luar.
KENYATAAN Anak-anak jaman sekarang hidup di dunia dengan informasi yang terbuka seluas-luasnya. Keberadaan media (film, internet, buku bacaan) memberikan pengaruh positif maupun negatif .
Kehilangan Figur baik para petinggi negara, artis, bahkan pemuka agama melakukan yang tidak boleh dilakukan.

MITOS 2. Berbicara tentang seks dengan anak-anak akan membuat mereka mencoba/ingin melakukannya.
KENYATAANNYA, Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas tidak berakibat pada naiknya jumlah perilaku seks, namun membuat remaja untuk lebih menyayangi, menghargai dan bertanggung jawab terhadap tubuhnya.

MITOS 3. Anak-anak akan tahu dengan sendirinya soal seksualitas .
KENYATAANNYA. Jika orang tua tidak bisa menjadi tempat bertanya tentang seks, mereka mencarinya dari sumber yang lain yang belum tentu akurat. Dari penelitian yang dilakukan sejak September 2004 itu, Synovate mengungkapkan bahwa sekitar 65% informasi tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan juga 35% sisanya dari film porno. Ironisnya, hanya 5% dari responden remaja ini mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya. 

MITOS 4. Pendidikan seks identik dengan pornografi
KENYATAANNYA, Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
(dari berbagai macam sumber #mazdafiah)

KSGK-SEKSI

21.35 0 Comments A+ a-

KSGK lagi ngapain? Begitu beberapa teman bertanya via pesan di BB messenger, e-mail, maupun inbox FB. Nah, ini dia jawabannya:

KSGK sekarang sedang mencoba membentuk peer group di dua sekolah menengah pertama di Surabaya, yaitu SMP Negeri 1 dan SMP St. Carolus. Dasar pemikirannya seperti ini, remaja lebih nyaman ngobrol kepada temen sebayanya. Apalagi kalau bicara masalah seksualitas. Orangtua, menurut mereka kurang asik diajak ngobrol, menganggap seks sebagai sesuatu yang tdk pantas untuk diomongkan, lebih sering menyalahkan kalo diajak curhat, serta marah-marah terus. 

Sementara orang tua yang sadar bahwa mereka perlu membicarakan masalah seksualitas dengan anak,kebingungan cara dan waktu yang tepat untuk bicara.Mereka pun gak punya pengalaman soal itu. Orangtua-orangtua sebelum mereka juga memiliki pendapat yang sama, bahwa seksualitas tabu untuk dibicarakan dan berharap anak-anak akan "tahu dengan sendirinya." Alhasil, teman-temanlah tempat mereka mencari tahu, padahal pengetahuan teman-temannya relatif sama saja dengan pengetahuan mereka, lebih banyak yang diakses dari video porno, berita TV, majalah, koran yang masih perlu dipertanyakan perspektifnya. Sehingga setiap remaja sebenarnya adalah "konselor" yang lebih dipercaya bagi teman-temannya. Mengapa tidak kita coba menularkan perspektif saja dan membiarkan mekanisme penyebaran informasi dengan cara yang sudah terbentuk di antara mereka?

Dengan dasar pemikiran tersebut KSGK mencoba membentuk program SEKSI (Sekolah Peduli Kesehatan Seksual dan Reproduksi Siswa). dari program ini diharapkan akan ada outcome berupa 20 (duapuluh) siswa SEKSI yang menjadi agen perubahan  di lingkungan sekolah, dengan output berupa guru  dan orangtua yang peduli terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi Siswa. Prinsip utama yang menjadi dasar program-program KSGK adalah right, respect, dignity, dan equality

Adapun tujuannya adalah membangun rintisisan sekolah yang peduli terhadap kesehatan seksual dan 
reproduksi siswanya. Program ini berdurasi satu tahun, mulai Nopember 2012-Oktober 2013. Aktivitas 
program ini terbagi menjadi tiga jenis kegiatan: pertama adalah penguatan perspektif melalui pelatihan dan 
diskusi rutin, kedua,  peningkatan skill kemampuan mendengarkan untuk menanggapi secara tepat curhatan 
teman serta ketiga, berlatih untuk menyuarakan permasalahan tersebut pada figur otoritas yang berada pada 
support sistem mereka yaitu orangtua dan guru sebagai pembuat kebijakan dan penyedia fasilitas lanjutan. 
Dengan demikian, kepedulian mereka terhadap lingkungan akan terasah sejak dini sekaligus berlatih 
advokasi dengan menyuarakan kepentingan remaja di dekatnya.

Saat ini kita memulai dengan 42 siswa di dua sekolah, diharapkan program ini akan bisa diterapkan di lebih 
banyak sekolah yang ada. Untuk sementara program berjalan, sumber dana dari kegiatan ini adalah
Universitas Surabaya serta Kas Internal KSGK. KSGK membuka kerja sama yang seluas-luasnya
baik berupa penyediaan resource materi maupun non materi dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian 
terhadap permasalahan remaja, institusi pemerintah maupun non pemerintah, dengan prinsip kerjasama yang 
saling menghormati, transparant dan menjunjung tinggi kesetaraan. 

VIVA REMAJA INDONESIA!

#mazdafiah



PERILAKU SEKSUAL REMAJA

05.17 0 Comments A+ a-

TEMPO.COSurabaya - Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan Surabaya bersama Yayasan Embun Surabaya memperlihatkan perilaku seksual para pelajar sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Surabaya semakin memprihatinkan. 

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA, SMK, madrasah aliah dan sekolah Kristen selama Juli-Oktober 2012, diketahui bahwa sebanyak 44 persen pelajar Surabaya berpandangan bahwa dalam berpacaran boleh melakukan hubungan intim dengan pasangannya. 

Selengkapnya silakan baca di:

http://www.tempo.co/read/news/2012/12/30/058451143/Perilaku-Seksual-Siswa-Surabaya-Semakin-Parah

KSGK GO TO SPENSA

00.14 0 Comments A+ a-


Bagaimana ceritanya kalau KSGK ngobrolin seks dengan anak SMP? Beberapa tahun lalu, KSGK sempat terkejut-kejut oleh pengetahuan siswa SMP soal seksualitas. Tidak hanya soal body image dan pacaran yang diomongin bareng, tapi juga soal hubungan seks, kontrasepsi dan aborsi. Sayangnya, pengetahuan mereka seringkali bersumber dari hal yang gak begitu jelas seperti "kata temenku" atau "katanya." Tidak heran kalau yang kemudian dibagikan adalah cerita-cerita semacam berlari naik turun tangga, adalah salah satu metode aborsi yang bisa diterapkan atau mengkonsumsi tape dalam jumlah yang banyak serta mencampur panadol dengan Sprite bisa mencegah kehamilan.


Kamis, 20 Desember 2012 lalu, KSGK mencoba mengajak ngobrol anak-anak SMP Negeri 1 Surabaya (SPENSA). Heboh! Rame! Saking ramenya, sampai ruangan berdengung seperti sedang berada di antara puluhan sarang lebah. KSGK yang semula berencana menggelar seminar pada akhirnya mengganti dengan game bertema GENDER di sekitar kita.

Mereka berlarian menentukan posisi perspektif tentang konstruksi gender di masyarakat. Capek, berkeringat. Adu pendapat, penuh semangat. Yang menarik, ternyata sebagian besar siswa masih berpendapat bahwa nembak cowok masih merupakan sesuatu yang tidak pantas, menjijikkan. Ooops!
Bahkan ada yang tetep gak mau meskipun yang nembak itu adalah cewek yang sudah ditaksirnya. Hahaha... rugi yaaa.... Pada kesempatan itu kami masih banyak bicara lagi tentang konstruksi peran berbasis gender, pembentukan karakter bergender, dan (lagi-lagi) kodrat.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai kegiatan pembuka Program SEKSI (Sekolah Peduli Kesehatan Seksual&Reproduksi Siswa) yang akan dilaksanakan selama setahun di dua SMP yaitu SMP Negeri 1 Surabaya dan SMP Santo Carolus. Pada Kesempatan ini kami juga mengadakan rapid assessment untuk program tersebut.

VIVA SPENSA!
#mazdafiah

HER STORY: LESBIAN MENULIS

23.18 0 Comments A+ a-



Tulisan yang mengungkapkan kehidupan lesbian masih sangat jarang ditemui. Jika masih dlam bentuk fiksi dan seringkali ditulis oleh mereka yang memiliki orientasi seksual hetero yang membawa pesan yang merugikan kelompok lesbian, seperti misalnya: penekanan kembali bahwa menjadi lesbian adalah sesuatu yang secara sosial tidak bisa diterima dan secara agama dianggap sebagai dosa; kelesbianan seseorang bisa diubah, dibawa ke jalan yang benar dan disembuhkan.

Beberapa tulisan lain menggambarkan kehidupan lesbian sebagai sebuah gaya hidup yang berpotensi merusak tatanan norma yang ada, kemudian bereaksi dalam panic mode terhadap tumbuhnya gerakan lebian dalam bentuk tulisan-tulisan anti-lesbian di media.  Artikel-artikel tersebut cenderung menggunakan istilah-istilah yang dapat menimbulkan kebencian dan memicu diskriminasi serta kekerasan terhadap lesbian. 

Cerita-cerita tentang lesbian yang sedikit lebih populer (sebagai contoh, novel karya Herlinatien, Garis Tepi Seorang Lesbian) masih memfokuskan pada pengungkapan rasa bersalah pada karakter lesbian dan kemudian berakhir pada keputusan yang menunjukkan sikap menyerah pada ketentuan sosial yang ada, yaitu, mengubah orientasi seksual lesbian menjadi heteroseksual, sesuatu yang hampir tidak mungkin dilakukan lesbian tanpa adanya konflik psikologis yang hebat. Konflik terkait pro-kontra orientasi seksual lesbian pada individu dan masyarakat masih menjadi bahan sorotan, seolah hanya orientasi sekslah yang penting dalam kehidupan mereka

Sebaliknya, tulisan-tulisan tentang lesbian jarang mengangkat kehidupan lesbian dengan semua dimensinya, bahwa lesbian itu adalah juga berperan sebagai seorang anak, teman, murid sekolah, mahasiswa, professional, aktivis gereja, mesjid, seorang yang percaya pada keberadaan Tuhan dan ingin diterima apa adanya, apapun orientasi seksualnya.

Kecewa dengan adanya literatur dan berita-berita yang ada mengenai kehidupan lesbian, pada penelitian berbasis komunitas yang kami laksanan sebelumnya (“To Support Activism: Building Communication among Lesbian Community in Surabaya”)bekerjasama dengan Riek Stientra Foundation dan Kartini Network, kami mengadakan kelas menulis bersama komunitas lesbian di Surabaya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbanyak tulisan tentang kehidupan lesbian yang ditulis oleh mereka dengan perspektif mereka sendiri, dengan mengusung prinsip hak asasi manusia dan keberagaman.    
Jadilah kami berkumpul sekali dalam dua minggu, berdiskusi mengenai teknik menulis dan berlatih bersama. Selain itu, kami membangun kesadaran akan prinsip-prinsip hak asasi manusia, dan bagaimana melihat issu-issu aktual yang terjadi dengan perspektif tersebut. Belasan tulisan lahir dari kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya kemudian turut dilombakan dalam “Lomba Menulis KSGK-Dipayoni” yang diadakan pada Nopember 2010 yang juga merupakan bagian dari penelitian tersebut.

Buku ini terbit atas kerjasama KSGK dan Dipayoni serta funding dari HIVOS Asia Tenggara, dengan Wulan dan Siti dari KSGK sebagai editornya. 

Dalam buku ini terdapat 13 cerita dan 1 puisi, yaitu:
         
     Namaku Daniel
  Kisah ini bercerita tentang Daniel yang sudah sampai pada titik jenuh memendam identitas kelesbianannya dari keluarga. Setelah tergabung dalam organisasi lesbian dan memiliki pasangan yang serius, akhirnya ia erani menanggung risiko untuk terbuka sebagai pasangan lesbian kepada keluarganya
    
    Bingkisan Hati
Cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja dalam pencarian jatidirinya sebagai lesbian, kesadarannya tentang risiko terbukanya identitasnya sebagai lesbian. Meski dia merasakan bahwa tidak ada penolakan yang berarti dari lingkungan teman-teman di kampus terkait identitas seksualnya, namun ia masih bingung bagaimana harus terbuka pada kedua orang tuanya.

Sepasang sepatu mungil: Empat Buah Tanda Cinta
Bagaimana jika lesbian jatuh cinta? Cerita ini mengisahkan tentang lesbian yang jatuh cinta dan usahanya untuk menyenangkan pacarnya dengan sepatu anjing hasil karyanya sendiri.

Joe tentang Joe
Cerita ini berkisah tentang lesbian yang berprestasi tidak hanya di tingkat daerah tapi juga di tingkat Nasional. Meski di lingkungan tempat dia berkarier seperti atlet diterima dengan baik, namun ia mengalami penolakan dari keluarga tempat dia bergantung hidup. Mengalami pelecehan seksual di saat remaja, kemudian cedera dan dilupakan oleh tempat ia berprestasi serta cedera yang harus ditanggungnya dari olah raga yang dia geluti adalah bagian dari kehidupan yang harus dia tanggungkan sendirian.

 Penjara Keluarga
Bagaimana lesbian melihat sebuah institusi keluarga? Kewajiban untuk meneruskan keturunan dengan melakukan perkawinan secara heteroseksual adalah beban tersendiri bagi lesbian. Perkawinan tidak hanya sebagai penyatuan sepasang individu untuk membentuk keluarga dan melestarikan keturunan, namun lebih jauh dari itu adalah sebuah status sosial bagi keluarga besar yang disatukan, sebuah transaksi bagi dua keluarga asal yang hendak disatukan.

Risalah Hati
Risalah hati ini bercerita tentang pencarian jati diri seorang lesbian remaja dan segala macam gundahnya sebagai lesbian, sekaligus kekasih, bagian dari keluarga, di tengah-tengah kesibukannya sebagai aktivis kampus dan aktivis lebian.

SMS Terakhir
Cerita ini adlah cerita tentang sequence kecil pada kehidupan lesbian, dimana ia harus memutuskan hubungan dengan teman karena teman tersebut mengetahui jati dirinya sebagai lesbian. Penolakan untuk menjadi seorang sahabat karena kecurigaan bahwa ia akan mengajak teman tersebut menjadi lesbian adalah penyebabnya.

Anisa
Seseorang mungkin tidak pernah menyadari bahwa ia adalah seorang lesbian hingga ia berrelasi dengan lesbian. Penulis merasa telah diteguhkan identitasnya sebagai lesbian dari relasinya dengan teman satu kamarnya di kos-kosan. Cinta mereka tumbuh dengan indahnya dan relasi mereka berjalan dengan baik hingga suatu hari seorang laki-laki hadir dalam kehidupan pacarnya dan membuat relasi mereka harus berakhir. Kepercayaan bahwa menjadi lesbian adalah sesuatu yang salah membuatnya terpaksa merelakan kekasihnya pergi.

 Oh... No...
Ada banyak lesbian yang memiliki kekuatiran bahwa kelesbianan mereka akan dimiliki pula oleh orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan mereka. Cerita ini berkisah tentang kecemasan seorang tante pada hubungan keponakannya dengan teman perempuan keponakannya tersebut.

I Love You, Mom. I love You, Dad
Lesbian memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah “masalah” bagi keluarganya. Cerita ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang ingin dicintai oleh kedua orang tuanya. Penerimaan ibunya dan kakak-kakaknya terhadap orientasi seks yang dimilikinya menjadi support baginya untuk meraih sukses dan membanggakan kedua orang tua serta keluarganya.

Sebuah Pengorbanan
Lesbian paham betul, bahwa coming out membawa konsekuensi-konsekuensi yang tidak mengenakkan, sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk tetep closetted. Namun demikian, ada harga mahal yang mesti dibayar dengan pilihan tersebut, termasuk kehilangan kekasih lesbiannya.

Andai Kau Mengerti
Cerita ini berkisah tentang pengalaman lesbian terlepas dari problematika identitas seksualnya. Sebagai lesbian, mereka berbagi pengalaman sebagai sesama perempuan. Keinginan untuk memiliki anak, prinsip pro-life juga dimiliki oleh seorang lesbian. Namun demikian mesti disikapisecara hati-hati terhadap prinsip pro-life dan keyakinan bahwa keinginan memiliki anak yang dianggap sebagai naluri perempuan, dalam cerita ini. Karena dalam beberapa hal, prinsip tersebut bisa menghantam balik para lesbian.

Konferensi ILGA dalam Ingatan Saya
Bagaimana seorang aktivis lesbian merekam peristiwa pembubaran konferensi ILGA di Surabaya? Bagaimana kisah-kisah kecil di balik pengevakuasian para peserta konferensi dari peristiwa tersebut? Semua terekam dalam cerita ini.

Sekarang Saatnya
Berbeda dengan tulisan lainnya, tulisan ini adalah sebuah puisi dari cerita pertama yang dipisah. Puisi ini mengisahkan tentang kejenuhan seorang lesbian dengan situasi yang ada dan keinginan untuk berontak saat itu juga.

KSGK memberikan apresiasi yang tak terhingga kepada mereka yang telah dengan senang hati berbagi kisah dan menuliskan secuil kisah hidupnya untuk dibaca orang lain bahkan pada episode kehidupan yang paling menyakitkan sekalipun. Mudah-mudahan buku ini membawa kebaikan bagi pergerakan lesbian di Indonesia.

#mazdafiah

TRAINING SEKSUALITAS 5

22.28 0 Comments A+ a-

Training Seksualitas V KSGK diadakan hari Sabtu-Senin, tanggal 14-16 Juli 2012. Pelatihan ini dimulai
pukul 09.00-1630.00,  di Auditorium Fakultas Hukum dan R. Sidang Fakultas Psikologi.  Peserta  nya adalah remaja usia 18 tahun keatas (internal dan eksternal UBAYA)

6.   Latar Belakang kegiatan diadakannya pelatihan ini adalah masih kurangnya pemahaman remaja terkait informasi seksualitas yang berdampak pada terjadinya kehamilan tidak diinginkan, pelecehan seksual, kekerasan dalam relasi serta kurangnya penghargaan terhadap tubuh dan dirinya.  Dampak tersebut berakibat pula pada prestasi akademis, molornya masa study serta meningkatnya angka drop-out.
      
      Adapun tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kesadaran, pemahaman dan penghargaan remaja akan tubuh seksualnya sehingga remaja mampu menghargai diri sendiri dan tubuhnya. Untuk kemudian,meningkatkan tanggung jawab mereka terhadap tubuh serta masa depannya serta mencegah dan mengurangi angka kehamilan tidak diinginkan, pelecehan seksual, kekerasan dalam relasi.

      Kali ini peserta berjumlah 15 orang dengan latar belakang pendidikan yang beragam dari usia 18 tahun hingga 24 tahun, kesemuanya mahasiswa UBAYA dan Unair. Materi yang dibahas hampir mirip dengan materi sebelumnya, dari mulai pengenalan tubuh sosial, perkembangan seksualitas remaja, relasi yang sehat, kekerasan dalam pacaran, konsepsi, kontrasepsi dan aborsi. Materi-materi tersebut disampaikan dengan beragam metode dari mulai paparan fakta, study kasus, game, dan drama. Pokoknya asik deh. Join kita untuk yang tahun ini yaa.... Training Seksualitas 6.

##mazdafiah
8.    

KSGK GO TO SCHOOL

21.23 0 Comments A+ a-

Setelah setahun sebelumnya KSGK mendapat undangan dari Sekolah LABSCHOOL Surabaya, untuk bermain-main dan belajar "Menyayangi Tubuh Kita dan Mengenal Pubertas" sekaligus ngobrol bareng orangtua siswa terkait "Mengkomunikasikan Topik Seksualitas dengan Anak." KSGK kembali ke Sekolah Nasional Ciputra di daerah Surabaya Barat.

Di kedua sekolah tersebut, KSGK mengenalkan tubuh yang bermacam-macam bentuk. Bahwa tubuh manusia unik, tidak seperti selama ini yang terlihat seragam seperti yang dipopulerkan oleh media: langsing, putih, mata lebar, hidung mancung, rambut lurus, Barbie-like, Kenny-like, dll. Tubuh yang ada di media tidak seberagam yang ada di dunia nyata. Tubuh manAusia sangat beragam and the are all fine. Keberhargaaan, kehebatan manusia tidak bisa dipandang hanya dari bentuk tubuhnya, rupa kulitnya, atau mancung hidungnya. Potensi manusia sangat beragam yang kalau diasah demi kebaikan kemanusiaanlah yang membuat manusia itu memiliki dignity, dan bisa hidup bermartabat.

Di sekolah Ciputra, selain mengobrolkan masalah cara menyayangi tubuh dan mengenal pubertas, KSGK juga membahas masalah bullying. Seperti halnya phenomena bullying yang terjadi di tempat-tempat lain, hampir setia[ anak pernah menjadi korban sekaligus pelaku bullying. hampir semua pernah merasakan dampak negatif bullying namun tidak tahu bagaimana cara menghentikannya. Hanya sedikit saja anak-anak kita yang memiliki keberanian untuk membela temannya yang menjadi korban bullying, selebihnya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Melapor kepada orang dewasa bukanlah pilihan yang baik bagi mereka mengingat tekanan sosial yang kuat, seperti dianggap sebagai anak yang "suka mengadu," selain adanya gap yang lebar anatar anak-anak dan orang dewasa di sekelilingnya.

Posisi mereka menjadi semakin terdesak ketika orang dewasa turut menjadi pelaku bullying. Tak ada jalan lain bagi mereka untuk bisa survived terhadap bullying kecuali turut serta menjadi pelaku karena hanya itu cara yang mereka tahu untuk mengungkapkan penolakan menjadi korban. Alhasil, perilaku bullying akan terus berlanjut. KSGK berusaha menunjukkan bahwa dunia yang ramah tanpa menyuburkan perilaku bullying bisa dimulai dari kita sendiri dengan tidak melakukannya. Mata rantai bullying bisa diputus sekarang juga secara bersama-sama.

KSGK mengucapkan apresiasi pada kedua sekolah ini karena telah menjadi pelopor pentingnya pemberian pendidikan seksualitas usia dini pada anak-anak kita. Mudah-mudahan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu-individu yang lebih bertanggung jawab di masa yang akan datang.

#mazdafiah