SIKAP UMAT GEREJA KRISTIANI TERHADAP SAME-SEX ATTRACTION

09.11 0 Comments A+ a-

Hai teman-teman remaja,
Teguh Wijaya Mulya, seorang dosen di Universitas Surabaya, telah meneliti mengenai Heteroarguments on Homosexuality (Argument para Hetero tentang Homosexualitas). Topik ini merupakan bagian dari penelitian untuk study S2-nya, melihat sikap umat gereja kristiani terhadap Same-Sex Attraction (SSA). Situs penelitiannya adalah 6 gereja di Surabaya dengan alat pengambil data berupa semi-structured interview dan questionaire. Subjek penelitian ini adalah 6 pemimpin gereja,  267 remaja aktivis gereja usia 15-35 tahun.

Pak Teguh menyampaikan bahwa menurut Holben (sitat dalam Robinson, 2004) sudut pandang Kristiani terhadap SSA meliputi: abomination (dianggap sesuatu yang menjijikkan/immoral), perlu diubah, tidak boleh menikah, diterima sebagai bagian yang disisihkan (marginally acceptable), dianggap setara, dan dibebaskan.

Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: untuk pemimpin gereja, empat pemimppin gereja menyatakan bahwa SSA perlu diubah, dan satu pemimpin gereja menganggap mereka setara. Kecenderungan remaja gereja menunjukkan bahwa mereka mayoritas menginginkan SSA perlu diubah (46,1%), menganggap SSA sebagai sesuatu yang menjijikkan (36.7%), dan sisanya bervariasi.

Limabelas remaja gereja yang merasa pernah mengalami SSA diperoleh hasil sebagai berikut: 5 orang mengatakan SSA perlu diubah, 3 orang menganggap SSA adalah sesuatu yang menjijikkan/immoral, 1 orang mengatakan mereka tidak boleh menikah, 1 orang menyatakan setara, dan 5 orang tidak menjawab.

Ternyata, setelah lebih dari 30 tahun sejak dihapuskannya homoseksualitas dari daftar abnormalitas APA, di Indonesia persepsi terhadap homoseksualitas masih belum mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik.

TRAINING SEKSUALITAS 4

15.30 0 Comments A+ a-

Peragaan Self-Defense
Training Seksualitas adalah gawe tahunan KSGK yang diselenggarakan dengan tujuan memberikan pemahaman seksualitas bagi remaja dengan menggunakan perspektif sosial-psikologisnya. Training ini didasarkan pada empat prinsip dasar yaitu right (hak), respect (rasa hormat), dignity (martabat), dan equality (kesetaraan). Maksudnya KSGK memandang seksualitas seseorang sebagai hak dasar yang dimiliki sejak individu dilahirkan, tak ada kekuatan apa pun yang berhak mengontrol, kecuali atas kehendak sendiri. Penggunaan right ini harus disertai dengan adanya respect yang dimulai dari respect terhadap diri sendiri dan orang lain. 
Penggunaan right haruslah disertai dengan tanggung jawab untuk menghormati pula hak seksualitas orang lain. Hanya dengan menjadi orang yang menjaga kehormatan diri dan orang lain, maka kita akan menjadi orang yang bermartabat, memiliki dignity dalam kehidupan yang kita jalani. Namun selalu ingat bahwa menjadi kewajiban kita untuk memperlakukan orang lain secara setara. 

Add caption
Training seksualitas KSGK ini diselenggarakan sejak tahun 2005. Pada tahun 2008, Training ini mendapatkan dana dari HIVOS dan menyertakan peserta dari beberapa LSM di Jawa Timur. Peserta pun beragam yaitu mahasiswa, heteroseksual, nonheteroseksual, aktivis, dll.

Pada Training Seksualitas IV kali ini peserta adalah mahasiswa UBAYA dan Non UBAYA. Jika training seksualitas III mengusung tema menghormati diversity, tema kali ini adalah anti kekerasan seksual.

Pada akhir training ini para peserta diminta untuk merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang ditujukan untuk menjaga kontinyuitas semangat perubahan di lingkup yang lebih besar. RTL untuk training ini adalah ditularkannya perspektif seksualitas yang berdasar pada 4 prinsip tersebut di atas pada remaja-rema usia di bawahnya. 

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG KESEHATAN

15.20 0 Comments A+ a-



 

Acara ini bekerjasama dengan Yayasan Kesehtan Perempuan (YKP) yang bertujuan mensosialisasikan RUU Kesehatan. Issu yang masih alot dibahas demi tersahkannya RUU ini diantaranya adalah masalah aborsi.

Kenyataan bahwa remaja perempuan masih dipersulit untuk mendapatkan akses pada layanan aborsi yang aman membuat banyak perempuan menjadi korban praktek aborsi yang tidak aman. Kendala sosial terkait standard moralitas perempuan menjadi penyebab utamanya.

Untuk itu perlu ada upaya untuk mendesakkan RUU ini dengan membulatkan pernyataan sikap yang disampaikan kepada DPR bahwa kebutuhan di lapangan agar RUU ini disahkan semakin besar.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan LSM se-Jawa Timur, Pusat kajian Gender beberapa Universitas di Jawa Timur serta perwakilan pemerintah daerah.

BEDAH BUKU THE "O" PROJECT

14.51 0 Comments A+ a-



The "O" Project, adalah judul buku tulisan Firliana Purwanti yang berisikan hasil riset untuk thesisnya tentang pengalaman orgasme perempuan Indonesia dari beraneka macam latar belakang, status pernikaham, tingkat ekonomi, suku, budaya dll.
Buku ini menunjukkan pada pembaca bahwa perempuan Indonesia relatif kurang familiar dengan istilah orgasme dan hanya sedikit saja dari mereka yang mengalami orgasme dalam hubungan seksual yang mereka lakukan, termasuk didalamnya mengetahui bahwa orgasme tersebut benar-benar ada.

Perempuan Indonesia memandang hubungan seks sebagai bagian dari kewajiban nya sebagai perempuan untuk melayani suami. Bahkan ada yang melakukan hubungan seks tersebut karena dipaksa pasangan.

Inisiatif untuk melakukan hubungan seks biasanya lebih banyak datang dari pasangan, dan seringkali tanpa adanya foreplay sehingga istri jarang sekali bisa mencapai puncak karena pasangan segera menghentikan hubungan tersebut apabila mereka telah mencapai kepuasan.

Bisa disimpulkan, bahwa perempuan Indonesia masih asing dengan kenikmatan yang didapat dari berhubungan seks. Untuk lebih jelasnya tentang buku ini, silakan kunjungi http://oproject.wordpress.com/


#mazdafiah

NURSYAHBANI KATJASUNGKANA DAN SASKIA WIERINGA BERTAMU KE KSGK

14.34 0 Comments A+ a-

Nursyahbani Katjasungkana
Pada 11 Oktober 2010,  Ibu Nursyahbani Katjasungkana,  mantan anggota KOMNAS HAM Indonesia, pendiri LBH APIK, dan Saskia Wierienga, Professor dari University of Amsterdam, Belanda. Mereka berdua berbicara tentang sejarah pergerakan lesbian di Indonesia, sambil berkenalan dengan teman-teman komunitas lesbian di Surabaya serta peer group KSGK.  Kunjungan ini adalah bagian dari Community Based Research yang dilakukan KSGK To Support Activism: Building Communication among Lesbian Community in Surabaya.


Saskia Wieringa
Sejarah pergerakan lesbian di Indonesia ternyata dimulainya sudah lumayan lama, yaitu sejak berdirinya Perlesin (Persatuan Lesbian Indonesia) di tahun 1982. Kemudian ada Suara Srikandi yang berjuang dengan berkolaborasi dengan  organisasi LGBT terbesar Indonesia saat ini  yaitu GAYaNusantara. Setelah sempat tak terdengar kabarnya beberapa waktu, di tahun 2007 berdirilah Ardhanary Institute yang diprakarsai oleh Saskia Wieringa dan Rr. Agustine.Mungkin Ardhanary Institutelah yang saat ini memiliki resource dan refference terlengkap terkait issue lesbian di Indonesia.

Di Surabaya, terdapat banyak kelompok lesbian. Data yang ada di KSGK menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 185 lesbian di surabaya yang tergabung dalam 14 kelompok-kelompok kecil beranggotakan 10-20 orang. Kelompok-kelompok ini tidak melulu aktif dalam dunia pergerakan, namun juga kelompok-kelompok yang disatukan oleh minat. Sebagian besar berkumpul secara rutin di ruang publik dan meski masih banyak yang tidak visible di permukaan namun beberapa di antaranya lebih terbuka dan turut berpartisipasi aktif pada event-event LGBT.

#mazdafiah

NH DINI

14.33 0 Comments A+ a-

NH Dini (dari: Betamanise.blogspot.com)
Salah satu yang pernah main ke KSGK adala  penulis perempuan terkenal NH Dini. NH Dini mampir ke KSGK di tahun2005 dan berbicara tentang pengalamannya dalam menulis novel serta proses penulisannya.
Hal menarik yang perlu dicatat dalam pertemuan tersebut adalah bahwa NH Dini hampir selalu menggunakan sedikit banyak pengalamannya sendiri sebagai inspirasi tema dalam cerita-cerita yang ditulisnya. Tokoh-tokohnya selalu perempuan, yang mendobrak tradisi pada jamannya serta mempertanyakan aturan-aturan sosial bagi perempuan. Salah satu statemen paling terkenal adalah "Pernikahan itu ibarat sebuah pintu, yang di dalam ingin keluar, sementara yang di luar ingin masuk ke dalamnya."

Yang unik dari penciptaan karyanya adalah ia selalu mencatat adegan-adegan atau kata-kata yang menurutnya penting dalm pengalaman keseharian tersebut, untuk kemudian digunakan kembali dalam penulisan novelnya, Jadi, bisa dikatakan proses penciptaan karya NH Dini mirip menyusun sebuah gambar puzzle, menggabungkan adegan dan dialog sana-sini, yang riil terjadi maupun hasil imajinasi, untuk kemudian disatukan sebagai sebuah karya utuh, untuk bisa dinikmati pembaca.

NH Dini lahir di Semarang 29 Februari 1936. Karya-karyanya yang terkenal adalah  Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), (copy link dari Wikipaedia Indonesia, red). NH Dini saat ini tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran.


#mazdafiah