SIKAP UMAT GEREJA KRISTIANI TERHADAP SAME-SEX ATTRACTION
Hai teman-teman remaja,Teguh Wijaya Mulya, seorang dosen di Universitas Surabaya, telah meneliti mengenai Heteroarguments on Homosexuality (Argument para Hetero tentang Homosexualitas). Topik ini merupakan bagian dari penelitian untuk study S2-nya, melihat sikap umat gereja kristiani terhadap Same-Sex Attraction (SSA). Situs penelitiannya adalah 6 gereja di Surabaya dengan alat pengambil data berupa semi-structured interview dan questionaire. Subjek penelitian ini adalah 6 pemimpin gereja, 267 remaja aktivis gereja usia 15-35 tahun.
Pak Teguh menyampaikan bahwa menurut Holben (sitat dalam Robinson, 2004) sudut pandang Kristiani terhadap SSA meliputi: abomination (dianggap sesuatu yang menjijikkan/immoral), perlu diubah, tidak boleh menikah, diterima sebagai bagian yang disisihkan (marginally acceptable), dianggap setara, dan dibebaskan.
Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: untuk pemimpin gereja, empat pemimppin gereja menyatakan bahwa SSA perlu diubah, dan satu pemimpin gereja menganggap mereka setara. Kecenderungan remaja gereja menunjukkan bahwa mereka mayoritas menginginkan SSA perlu diubah (46,1%), menganggap SSA sebagai sesuatu yang menjijikkan (36.7%), dan sisanya bervariasi.
Limabelas remaja gereja yang merasa pernah mengalami SSA diperoleh hasil sebagai berikut: 5 orang mengatakan SSA perlu diubah, 3 orang menganggap SSA adalah sesuatu yang menjijikkan/immoral, 1 orang mengatakan mereka tidak boleh menikah, 1 orang menyatakan setara, dan 5 orang tidak menjawab.
Ternyata, setelah lebih dari 30 tahun sejak dihapuskannya homoseksualitas dari daftar abnormalitas APA, di Indonesia persepsi terhadap homoseksualitas masih belum mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik.